Kamis, 22 September 2016

Dimana Media yang Independen?



Di zaman yang serba canggih ini Informasi seakan sudah menjadi kebutuhan kita. Sebagian besar penduduk indonesia yang hidup di kota besar sudah menggunakan media massa karena hampir di setiap rumah dapat kita temui televisi, radio, surat kabar dan majalah. Media-media tersebut telah menjadi sumber utama bagi masyarakat untuk mencari hiburan dan informasi.

Informasi berpengaruh penting dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat dengan mudahnya memperoleh informasi menggunakan internet dengan cepat dan akurat. Bagi para calon jurnalis yang masih baru dan kurangnya pengalaman akan sangat menbutuhkan informasi sebanyak banyaknya, dengan adanya informasi dapat menambah wawasan yang  tidak bisa didapat hanya dengan belajar di sekolah dan kuliah.

Seperti kita ketahui di era perkembangan teknologi terutama dalam jaringan informasi yang semakin canggih seakan memberikan dampak luas bagi dunia jurnalistik. Pesatnya perkembangan internet beberapa tahun belakangan ini ternyata membawa dampak tersendiri bagi media konvensional lainnya, termasuk surat kabar. Karena berita yang didapat dari internet bersifat langsung dan cepat, membuat khalayak lebih memilih media ini daripada koran dalam hal mengakses informasi.

Bukankan para penyedia jasa informasi online saat ini sedang sangat digemari sekarang ini. Namun apakah media massa pada saat ini sudah independen?

Sejak awal kemunculan media massa online di Indonesia, oleh Majalah Mingguan Tempo pada 6 Maret 1996 seharusnya dapat mendobrak pers menjadi lebih bebas dan mudah dijangkau masyarakat. Terutama selapas Era orde baru pada saat pers menjadi “agent of government” pada saat itu pers harus menyuarakan suara pemerintah, mendukung kebijakan pemerintah, dan mengutamakan sumber-sumber berita yang berasal dari pemerintah. Semua keputusan berdasarkan “konsensus” yang diprakarsai oleh pemerintah. Kalu pers dianggap menyimpang dari konsensus, subsidi dihentikan, wartawannya dipenjara, atau korannya di tutup (Ishadi, SK, 1999: 229).

Pada saat itu pers benar benar kehilangan mahkota kebebasannya, berbeda dengan saat ini dimana pers indonesia sudah lebih bebas, akan tetapi kenyataannya pers masih tetap terikat. Di indonesia hampir semua media terikat oleh kepentingan pemilik media  seperti politik dan bisnis.

Namun pada dasarnya hampir tidak mungkin media dapat berdiri jika media itu independen jika saya menjadi pemilik media pun tidak mungkin sanggup untuk menjalankan media yang benar-benar independen. Sebagai contoh saat sponsor yang mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan media tersebut terbelit kasus, apakah kita sebagai media tersebut akan mengumbar- ngumbarkan berita tersebut?

Menurut saya, jurnalistik, apapun masalahnya, harus tetap berpegang pada kode etik jurnalistik. Ketika ada sponsor media terbelit kasus, maka kebijaksanaan para wartawanlah yang menjadi penentu. Semakin jauh publik dirugikan dengan kasus tersebut, semakin banyak pula pemberitan yang akan muncul walaupun wartawan media yang disponsori tidak memberitakan.

Pada hakekatnya, jurnalistik memanglah bukan sekedar profesi, namun sebuah tanggung jawab. Walapun terikat peraturan, nurani seorang wartawan tetap jadi pegangan utama. Malah konyol jadinya jika seorang wartawan malah berakhir menjilat penguasa.


Referensi:
Buku: Sisi Gelap Kebebasan Pers (2014 edisi pertama) Drs. Kasiyanto Kasemin, M.Si.

4 komentar:

  1. Iya juga sih, agak sulit kalau sebuah media massa menjadi media massa yang benar-benar independen. Pasti ada kepentingan bisnis seperti iklan, sponsor, dan sebagainya. Yang agaknya hal tersebut bisa saja memengaruhi media.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mau bagai mana lagi untuk menjalankan suatu media memerlukan profit. Di sinilah para media diuji keteguhannya terhadap kode etik jurnalistik

      Hapus
  2. butuh sebuah keberanian dan modal individu yang besar jika memang ingin menjadi sebuah media yang benar-benar independen.
    tapi apakah ada media yang mampu bertahan tanpa sponsor dan pemborong dari luar?

    BalasHapus
  3. Kenyataannya, membuat media menjadi independen memang hal yang sangat sulit. Tapi dibutuhkan kejujuran dan keberanian dari tiap individu yang terlibat agar media tersebut tetap menyajikan informasi yang benar dan berimbang.

    BalasHapus